Syauki tersenyum, menjulurkan lidahnya, lalu meraih laci mejanya.
"Semua tiarap!" teriakku.
Aku berasumsi Syauki sedang meraih senjata. Saat anak-anak tiarap ke lantai, aku menembak Syauki dengan dua peluru. Dia terkulai di kursinya.
Aku memeriksa laci mejanya, berharap menemukan pistol atau peluru. Yang ada hanyalah buku komik, penghapus, hati merah dengan nama gadis kecil yang ditarik rambut ekor kudanya.
Inilah sebabnya populasi manusia semakin berkurang. Yang kita tahu hanyalah meningkatnya ketakutan dan kekerasan.
Kita berusaha bertahan tanpa berpikir panjang.
Cikarang, 8 November 2024
Â
Note: Terima kasih kepada Panitia Kompasianival 2024 yang telah memberikan voucher Kompasiana Premium 3 Bulan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H