Nyonya Indang membuka tasnya yang persegi dan lusuh dengan pita kulit imitasi yang sangat besar. Dia mengeluarkan kaset pita.
"Hmmm...," kata hakim. "Saya tidak yakin kita punya pemutar kaset."
"Ada , Yang Mulia," kata asisten perawat.
Dia mengeluarkan pemutar kaset dari tas belanja kanvas, kemudian menyerahkan pemutar dan kaset itu kepada hakim.
Hakim memutar kaset itu. Ada campuran keheningan, bisikan, dan ketukan lembut. Tidak ada suara keras dan mengganggu. Aku merasa tenang.
Tidak akan ada kemungkinan kasus ini berlanjut.
"Saya tidak mendengar apa pun," kata hakim.
"Yang betul, Pak Hakim," seru Nyonya Indang. "Tidak bisakah Bapak mendengar? Dia punya rencana untuk menghancurkan saya dengan suara. Dia ingin menghancurkan saya." Dia berdiri dan melambai-lambaikan tangannya seakan sedang menari tarian tradisional.
"Yah...," hakim itu mempertimbangkan.
"Saya juga mendengarnya," kata asisten perawat. "Saya mendengarnya. Itu terjadi dari pagi sampai malam. Saya bersama Nyonya Indang, sepuluh jam setiap hari."
***