Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kerang dan Tulang

19 September 2024   09:36 Diperbarui: 19 September 2024   09:44 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu muda, dia mengoleksi kerang laut. Kesempurnaan sangat penting. Tidak ada goresan atau retak, bagian luarnya kokoh dan abadi. Warnanya cemerlang dan belum pudar karena sinar matahari.

Dia menyukai warna merah marun dengan bintik-bintik lembut bersemu hazel, seperti jaket kulit kesayangannya. Ujung atasnya selalu melingkar ke satu titik menuju ketakterhinggaan. Dia mengisi rumahnya dengan cangkang-cangkangkosong.

Seuntai kerang tergantung di gagang pintu. Lem merekatkan cincin kerang abalon mutiara yang mengkilap, melingkari cermin sehingga dapat dikagumi berulang-ulang. Warna aprikot yang lembut menjadi inspirasi untuk tirai yang ia gantung, menempel di dinding yang dicat seperti samudra nan semarak.

***

Kini, setelah menjadi lansia, saat berjalan di pantai, aku mengoleksi tulang belakang sapi, tulang paha kambing yang berumur pendek, tengkorak hewan pengerat, tulang rahang yang bercerita tentang masa lalu.

Jiwa-jiwa yang hidup di pedalaman, relik mereka yang berpori-pori mengarungi jeram sungai hanya untuk domuntahkan ke laut. Dan, setelah beberapa lama mengembara tanpa tujuan, mereka terdampar di pantai untuk kujadikan koleksiku.

Aku menatanya di serambi sampai matahari mengubah warna pucatnya menjadi putih bersih. Bulan memudarkan rona kemerahan yang tersisa. Dan tepat sebelum menghilang sepenuhnya, aku membawanya ke dalam dan memajangnya di ambang jendela.

Cikarang, 19 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun