Sesaat kemudian, kerang-kerang itu ada di tangannya. Kemudian, tiba-tiba saja, kerang-kerang itu berserakan di pantai. Di antara ratusan kerang yang serupa.
Pengumpulan kerang-kerang itu berlangsung sepanjang hari. Kakak-kakaknya menegurnya karena itu, mengatakan bahwa begitu sampai di rumah, Ibu akan membuang kerang-kerang itu, seperti yang selalu dilakukan Ibu. Sebelum anak itu sempat melupakannya.
Koleksinya sangat khusus. Setiap kerang memiliki beberapa tanda tersendiri yang saling terhubung.
Ini adalah koleksi yang saling terkoneksi, tegasnya. Kakak laki-lakinya yang tertua mencibir saat dia menggunakan kata-kata yang sulit dimengerti.
Apakah dia benar-benar tahu apa yang sedang dibicarakannya?
Kakak laki-lakinya menertawakannya dan kemudian, bersama enam teman remajanya laki perempuan, berlari ke ombak, menabrak gelombang air terjun yang terbalik.
Dia menatap kerang-kerang itu, mencoba melihat mana yang menjadi miliknya.
Seekor anjing, salah satu anjing berbulu panjang yang melompat-lompat tanpa menyadari apa yang mereka injak, berlari masuk ke tengah keluarga itu, diteriaki oleh pemiliknya yang berada di pinggir pantai. Diteriaki dan diusir oleh anggota keluarga lainnya. Dikejar oleh Deni dengan tampang girang  yang lucu.
Kerang-kerang itu kini tertutup pasir, bercampur dengan kerang-kerang yang tidak disukainya.
Dia menolak untuk menangis.