Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Satu untuk Selamanya?

8 September 2024   09:09 Diperbarui: 8 September 2024   09:11 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Seekor burung murai bertengger di atap gudang, mematukkan kicaunya pada angin.

Cacacacacak. 

Aku melihat lidahnya bergetar karena kuatnya keluhannya. Tampak seperti hendak muntah. Dadaku bergejolak dan air mataku jatuh.

Seekor burung murai tak dapat membawa lebih banyak kesedihan daripada yang sudah ada di sini.

Ia mengepakkan sayapnya dan terbang menjauh.

Aku mengenakan kemejaku, memakai jaketku dan mengikat dasi yang kupinjam tadi malam dari Tuan Bagas tetangga sebelah.

"Kau masih suaminya. Akan selalu begitu," kata Tuan Bagas, berharap, kukira, bahwa aku akan setuju, untuk mengamankan status jandanya, untuk mengesahkannya.

Aku memikirkan istriku, dan terdiam.

"Ya," kataku, "dia akan selalu menjadi milikku."

Cermin lemari membuat sayap di lenganku, bulu di dadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun