Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membacakan Buku untuk Ibu

8 September 2024   08:08 Diperbarui: 8 September 2024   08:16 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ibu mereka sakit, Kinan dan Dinda bergantian membacakan buku untuknya.

Kinan selalu mencuri pandang ke halaman terakhir sebelum sampai di akhir, yang membuat Dinda marah. Ketika Dinda tidak melihat, dia akan membalik halaman belakang buku dengan putus asa mencari petunjuk, tergoda oleh frasa yang nyaris tidak terlihat.

Karena tidak tahan lagi, dia akhirnya berdiri, dengan sengaja melipat punggung buku, dan membaca satu setengah halaman terakhir. Tidak lebih. Tidak kurang.

Apa yang dibacanya sering kali tidak masuk akal. Ada tokoh yang belum terlihat, kejadian yang belum terjadi. Tidak masalah juga kalau tahu bagaimana akhirnya, katanya. Bagian yang menarik adalah bagaimana kita sampai di sana.

Dinda, di sisi lain, dengan patuh membaca setiap halaman satu demi satu, terkadang membaliknya dengan sangat lambat sehingga Kinan hampir tidak bisa duduk di kursinya. Merasa senang dengan kata-kata yang ditemukannya tepat di depannya, Dinda ingin tertawa dan menderita saat tokoh-tokoh itu tertawa dan menderita.

Kadang-kadang dia membalik beberapa bab ke momen yang tampaknya tidak penting untuk merenungkannya lebih lanjut, sambil melirik Kinan dengan licik saat melakukannya.

Akhir cerita tidak ada artinya kalau kita tidak mengikuti alur ceritanya, katanya. Bagian yang menarik adalah saat sampai di sana.

Ibu mereka senang mendengar mereka berdua membaca. Ketika dia koma, perawat menyuruh mereka untuk terus membaca.

Namun, tidak peduli bagaimana mereka membaca, akhir ceritanya tetap sama.

Cikarang, 8 Desember 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun