Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 131: Action Movie

4 Februari 2024   10:24 Diperbarui: 4 Februari 2024   10:26 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cowok itu mengulurkan tangannya. "Ngomong-ngomong, aku Sultan."

"Kirana," sambutnya, menikmati sensasi telapak tangan saling bersentuhan. "Senang berkenalan denganmu."

Lampu meredup, menandakan trailer akan dimulai. Kirana kecewa, dia ingin percakapan terus berlanjut. Namun dia tidak ingin mengganggu penonton bioskop lainnya, jadi dia fokus pada layar besar saat gambar dan musik memenuhi ruang teater.

Trailer kedua komedi. Kirana menertawakan adegan lucu, lalu menutup mulutnya dengan tangan, sadar akan volume ketawanya. Tapi Sultan  mencondongkan tubuh dan berbisik di telinganya, "Tawamu enak didengar."

Mata mereka bertemu dan Kirana tersenyum, mengucapkan terima kasih.

Untung lampu redup sehingga Sultan tidak bisa melihatnya tersipu.

Film dimulai, dan mereka berdua asyik dengan alur ceritanya. Dua kali Kirana melirik Sam, dan cowok itu balas menatap lalu tersenyum. Di lain waktu dia merasa kesemutan dan memergoki pria itu sedang menatapnya. Apakah itu hanya imajinasinya, atau apakah film ini lebih seru dan menggetarkan daripada yang pernah dia tonton sebelumnya?

Kiran sudah tak sabar untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya---baik dengan filmnya maupun cowok yang duduk di sebelahnya.

Bukan kisah cinta, namun tapi Kirana tidak dapat mengingat kapan terakhir kali dia merasa seromantis ini di hari ulang tahunnya.

Film berakhir dan kredit mulai bergulir. Kiran menjadi salah tingkah. Dia berani bersumpah ada ketertarikan antara dia dan Sultan, tapi bagaimana jika itu semua hanya imajinasinya?

Kirana melirik ke arah cowok itu, tapi mata Sultan tertuju pada layar, ekspresinya tidak terbaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun