Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa Aku Pecah Berkeping

20 Januari 2024   23:42 Diperbarui: 21 Januari 2024   00:15 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aku ingin melihat diriku yang sebenarnya,
semua tepianku yang mentah dan tanpa glasir
semua keping pecahanku
menjadi teka-teki yang hancur di lantai
aku ingin memikirkan diriku yang dipalsukan
dari bumi, dibakar di tungku pembakaran---
untuk melihat adakah debu di bawahnya

 

aku ingin mencari lem di semua rak dapur
sesuatu yang akan menciptakan ikatan.
aku pernah hancur sebelumnya.
terkadang, keping terkecil
dan serpihan harus disapu.
terkadang, keputusan harus dibuat

 

untuk menyimpannya atau membuangnya.
pecahannya akan hilang, cukup untuk dilihat
pembuluh darah yang menandai luka
ketika bertanya pada diri sendiri seberapa kuatku
kataku sekokoh porselen
kataku dengan perekat adhesi
kataku bisa menutup setiap luka
cukup setetes di ujung jari saja

Cikarang, 20 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun