Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Mana Saja, Asal Bukan di Sini

13 Januari 2024   16:16 Diperbarui: 13 Januari 2024   16:20 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

hal terakhir yang ingin kulakukan saat ini adalah menulis puisi
pertama kalinya sejak musim kemarau lalu matahari bersinar dan aku menulis lagi
ketika menghabiskan waktu berminggu-minggu menghindari dingin dan hujan di balik selimut
haruskah matahari tetap bersinar ketika ia tahu tenggat waktu tinggal menghitung hari?
untuk berkompromi, menyeret pekerjaan ke luar dan mendirikan tenda di bawah pohon kinanti
hanya saja, tiada hasil

burung-burung berkicau dan bernyanyi
mengejekku dengan tawa mereka
menari maju mundur... maju mundur... maju mundur melewati dinding pagar
terlihat begitu mudah untuk terbang ...

tapi tidak, aku harus menulis puisi.

ponselku berbunyi bip
mengundang makan siang dan piknik,
godaan perjalanan lintas darat ke pantai
kan kuberikan apa pun, apa pun jua
untuk berada di mana saja, kecuali di sini
demi gelak tawa bersama bestie,
mengemudi dengan kecepatan penuh
jendela terbuka dan musik meninggi
untuk menjuntai kaki di air sejuk,
sukun goreng, soda dingin, es krim meleleh

tapi tidak, aku harus menulis puisi.


mengapa aku harus bekerja
ketika udara ramai ocehan bocah?
sore yang memanjakan para motivator yang dengan lelah alasan 'tuk berehat
kawanan kupu-kupu bergaun musim panas kotak-kotak
kuharap aku menjadi mereka lagi
terbang bebas lepas dari jas kepompong abu-abu musim hujan.

tapi tidak, aku harus menulis puisi

'ku akan menerima gangguan apa pun,
menerima tugas apa saja,
selama hal itu bisa menjauhkanku dari sini
mobilku kotor berlumpur, haruskan aku mencucinya?
dan tentu saja mengeringkannya, mengilapinya,
dan membersihkan setiap sudut sulit di dalamnya?

mengapa berhenti sampai di situ?
membersihkan dapur
mencairkan es di kulkas
memoles kaca jendela
menyedot debu di bawah anak tangga
menyiang rumput liar di kebun
kaus kaki harus disetrika
susun rak bumbu menurut abjad

tapi tidak, aku harus menulis puisi

mungkin kini saatnya menyeduh secangkir kopi....

Cikarang, 13 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun