Momen itu bagai berlangsung selamanya.Â
Butuh waktu berjam-jam sebelum mobil itu menabrak, bukan hanya beberapa detik saja yang kuingat. Kita punya banyak waktu yang takkan pernah cukup.
Aku memohon pada kekuatan apa pun di alam semesta untuk mengabulkan satu doa ini, agar kali ini aku yang mendapatkannya. Bahwa pohon tusam besar akan bertemu dengan mobil di sisiku, bukan di sisimu.
Kamu pasti pernah melihatnya di mataku, menebak keinginanku. Kamu mengucapkan satu kata kepadaku, "Tidak," dan tiba-tiba aku memahami keegoisanku. Aku ingat semua rasa sakit yang menunggu di luar mimpi ini dan tahu aku tidak akan pernah bisa mengharapkan kesepian itu untukmu.
Aku bilang, aku cinta kamu.
Waktu melanjutkan perjalanannya yang tak terhindarkan. Logam dengan arogan menghantam kayu purba hingga dianya sendiri tertekuk.Â
Suara yang memekakkan telinga terdengar di mana-mana.Â
Sesaat, dan kemudian tidak ada apa-apa.
Aku terbangun dan merindukanmu.
Cikarang, 17 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H