Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 117: Moonshine

5 November 2023   11:43 Diperbarui: 5 November 2023   11:46 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Milla meneguk isi gelasnya, mengumpulkan keberaniannya, dan bertanya, "Aku punya ide. Kau percaya aku?"

"Tentu saja," jawabku, dan aku bersungguh-sungguh. Mengejutkan. Aku membayangkan seperti inilah rasanya berjalan di pantai telanjang untuk pertama kalinya. Aku telah mengambil risiko diejek dan ditolak dan dihargai dengan tatapan mata wanita itu, tatapan yang terasa seperti hangatnya sinar matahari di kulit telanjang.

Setelah mengambil keputusan, dia berdiri dan melangkah melintasi ruangan ke tempat kududuk. Dengan lekukan jarinya, dia memberi isyarat agar aku mencondongkan tubuh ke depan ke kursinya. Dia menyesap dan membiarkan minuman keras itu berada di mulutnya sejenak. Kemudian dia menelan ludah, dan, mencondongkan tubuh ke depan sebelum aku bisa mempertimbangkan kembali, Milla menciumku. Bibir lembut.

Aku mengundangnya masuk, membiarkan rasa manis hangat bermain di lidahku. Lembut awalnya, tapi kemudian aku minum seolah-olah sedang mencicipi air untuk pertama kali. Itu berlangsung lima detik. Atau sudah berlangsung sepanjang malam?

Akhirnya, bibir kami berpisah, tetap cukup dekat untuk merasakan napasnya di hidungku. Setiap hembusannya diwarnai aroma kayu manis, pala, dan rempah-rempah.

"Ehm," kataku dengan mata masih terpejam saat menikmati pengalaman itu, "rasanya memang luar biasa."

Cikarang, 5 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun