Dia selalu menganggap siluet adalah kata yang paling cantik, seperti cahaya yang menyinari huruf-huruf hitam di kepalanya dengan anggun nan klasik.
Kemudian dia menjadi sebuah siluet, hanyalah sesosok hampa yang menari di bawah lampu jalan, menyelinap masuk dan keluar dari gerbang pagar terkunci yang dibuka dengan hati-hati, mengikuti simfoni alarm disusul pintu mobil dibanting berkali-kali.
Dia hanyalah sosok yang murni, sepasang kaki bersepatu datar berdansa waltz sendirian di jalan-jalan paving block berwarna kelabu, berkilauan dengan sia-sia mengejar kejayaan masa lalu di tengah malam bulan Oktober yang setengah matang.
Seekor laron mengelilingi nyala berkedip-kedip di ujung hidung pompa bensin eceran Pertamini.
Cikarang, 16 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H