Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 114: Kelapa Muda Forever Young

15 Oktober 2023   09:00 Diperbarui: 15 Oktober 2023   09:21 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Garis pantai Lhoknga berubah. Tentu saja, setelah tsunami, apa yang masih bertahan?

Mengingatkanku pada Tika. Kartika.

Dulu, aku dan Tika duduk di bawah cemara laut. Tak peduli teman-teman lain yang berenang menyapu buih ombak. Kami menikmati air kelapa muda. Satu biji dua sedotan.

Setamat SMA, aku ke Yogya, dan kehilangan jejak Tika. Ada yang bilang dia ke Amerika. Entahlah. Dulu komunikasi sulit. Telepon masih diengkol minta disambungkan operator.

Puluhan tahun, aku baru mudik.

Puluhan tahun, karena tak ada lagi yang harus kutemui. Pulang untuk mengurus sepetak lahan  warisan. Menyusuri garis batas gelombang di pasir, mengenang Tika.

Seorang wanita sedang duduk di sana, di bawah pohon cemara laut.

Tika.

"Aku tidak percaya itu kamu, kamu masih kelihatan sama seperti dulu."

"Aku ... berapa puluh tahun, Fik?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun