Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Sang Penari

29 Agustus 2023   19:53 Diperbarui: 29 Agustus 2023   19:54 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Tetapi semuanya terlihat sangat kuno dan usang. Aku rasanya berada di komunitas yang menyimpang."

"Kamu yang ingin datang ke Paris untuk mati."

"Bukankan semua yang datang ke sini memang untuk mati?"

Aku meraih tangannya dan menunjuk. "Itu kafenya."

Kami menerobos kerumunan di pintu dan menemukan meja untuk dua orang.

"Semua orang di sini terlihat sangat tua," katanya.

"Kecuali gadis cantik yang menari di bar."

" Madame et monsieur. Vous desirez?"

"You speak English?" aku bertanya pada pelayan yang muncul entah dari mana di sudut sikuku.

"Yes. Saya berbicara bahasa Inggris."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun