"Sekarang punggung melengkung, angkat lenganmu tinggi-tinggi, dan condongkan tubuh ke belakang, sekarang ke depan, terasa simpul-simpul urat mengendur?'
Aku merasakan sesuatu, dan jelas bukan simpul yang mengendur. Bunyi meletup yang tajam seperti sepotong kayu yang patah menjadi dua, ada di bagian bawah punggung. Aku membungkuk seperti nenek-nenek yang bekerja di Pasar Induk mengangkut goni beras, dan dengan ngeri menyadari bahwa aku tak dapat berdiri tegak kembali.
 "Tolong! Tolong," dengan terengah-engah aku menuju sofa. Rasanya seperti seseorang menjadikan punggungku sebagai sasaran menembak.
Aku tak mau berjalan-jalan setinggi pusar selama sisa umurku. Dan aku harus menghadiri Meet 'n Greet dengan pembeli bukuku minggu depan.
"Aku akan membalasmu Chloe. Aku akan membebanimu dengan dumbel dan melemparkanmu ke dalam tangki berisi gurita," aku mengomel.
Chloe tersenyum. "Wow, tidakkah kalian merasa bugar?"
Rasanya aku mau mati saja. Siapa pun yang mengatakan diet ketat adalah cara berbahaya untuk menurunkan berat badan mungkin benar, tetapi mereka tidak memperingatkan bagaimana olahraga dapat membuatmu lumpuh.
Seharusnya setiap episode Workout, harus ngasih peringatan "Workout berpotensi membunuhmu".
Istirahat dua jam memperlambat denyutan di punggungku, dari DAG, DIg, DUG menjadi dag, dig, dug. Tetap saja kakiku seperti diganduli gorila.
Aku bahkan tidak bisa meraih ponselku. Terjebak di sofa sepanjang hari yang kumanfaatkan dengan baik untuk menonton serial di Netflix dan stand up comedy.
Setidaknya hari Minggu ini tidak sia-sia.