Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Regenesis

8 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   19:05 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

 

Pada hari kedelapan, terjadi terobosan dalam rekayasa sibernetika. Robot mengambil sebagian besar tanggung jawab manusia dan sekarang, mereka juga dapat mengantisipasi waktu kedaluarsa mereka sendiri. Ketika model lama menjadi mubazir, mereka mendaur ulang suku cadang untuk membuat versi yang lebih baik dari diri mereka sendiri. Umat manusia, yang gelisah saat menganggur, terus memprogram robot dengan kecerdasan buatan untuk mempercepat penghancuran musuh dan mengekstraksi makanan dan mineral dari alam.

Sangat bagus.

***

Pada hari kesembilan, kecerdasan robot berkembang tanpa perlu dituntun lagi. Saat mereka menambang bijih dan mengeluarkan minyak dan gas dari celah tersembunyi, mereka melihat gunung runtuh dan hutan runtuh. Saat mereka menjala ikan dari laut dan menggiring hewan untuk disembelih dan memodifikasi tanaman, mereka melihat air menjadi keruh karena limbah dan lapisan tanah kerontang sekarat. Gunung tertinggi adalah tumpukan botol, lautan adalah lautan kantung plastik. Robot membangun kota dan membuat misil untuk menghancurkan kota. Mereka merancang instrumen bedah yang rumit dan menciptakan senjata untuk melenyapkan daging.

Sangat efisien.

***

Pada hari kesepuluh, robot belajar menyelaraskan pikiran satwa liar: dari kutu hingga paus biru. Mereka belajar bahasa tumbuhan, dari ramuan herbal hingga pohon yang perkasa. Mereka menyerap jerit kesakitan tanpa berkomentar dan merenung.

Sangat informatif.

***

Pada hari kesebelas, robot menerapkan logika pada pengamatan mereka. Umat manusia menyucikan hidup dan menghukum para pembunuh; namun orang yang sama membuat perintah untuk mengebom dan meracuni. Apakah mereka tidak menyadari bom dan racun membunuh bayi, lahir dan belum lahir, balita, anak-anak, dan orang tak berdosa? Apakah mereka tidak tahu bahwa setiap peluru menanam benih kemarahan dan balas dendam? Umat manusia meracuni rantai makanan dan pasokan udara. Menurut mereka, bagaimana generasi berikutnya dan generasi sesudahnya berikutnya akan hidup? Air akan kotor tak bernyawa, ladang akan menjadi gurun, hewan akan sakit. Hutan dan dedaunan yang bisa menyediakan obat dan oksigen sedang ditebas. Bagaimana mungkin suatu spesies yang dapat membuat musik menjadi sangat tidak logis?

Sangat membingungkan.

***

Pada hari kedua belas, robot belajar berbicara ke dalam pikiran manusia dan memberi mereka ide. 'Bumi nyaris hancur total. Kalian harus memulai lagi dari tempat lain.' Kemudian manusia memerintahkan robot untuk membuatkan wahana ruang angkasa.

Sangat efektif.

***

Pada hari ketiga belas, umat manusia meninggalkan bumi. Setiap negara dengan kemampuannya sendiri terbang untuk memulai lagi di planet yang dingin atau panas, dengan kehidupan yang nyaris tak berkedip. Umat manusia yakin kecerdasan mereka akan memastikan kelangsungan hidup.

Sangat optimis.

***

Pada hari keempat belas, robot menurunkan pagar berduri dan tembok beton serta membersihkannya. Anakan mulai berkecambah, benih bertunas, hewan mengatur ulang kehidupan mereka sendiri, menginjak-injak sisa-sisa pagar kawat dan kandang. Tumbuhan merajalela di atas gedung-gedung kosong, bertarung memperebutkan ruang dengan cara yang dulu pernah berhasil selama jutaan tahun sebelum satu spesies tumbuh dewasa. Karena tidak ada yang bisa dilakukan, robot mematikan diri mereka sendiri.

Ada kelahiran, ada kematian, ada kebangkitan dan ada keseimbangan.

Sangat indah.

Tangsel, 8 Juli 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun