Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyair Majenun dan Aku

7 Juli 2023   22:07 Diperbarui: 7 Juli 2023   22:12 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Kami duduk di bawah pohon kecapi. Dia dan aku. Masih ada satu jam lagi sebelum acara pembacaan puisi.

"Kebanyakan penyair", kataku, "membaca puisi mereka dengan melihat catatan. Tapi kamu membaca sepenuhnya dari ingatan."

Dia dengan penuh perhatian mendengarkan suara angin yang dihembuskan dari luar medan berbukit nan jauh.

"Aku merajut untaian kata di kepalaku dulu", katanya. "Meletakkan kata-kata di atas kertas nanti, hanya ketika momen bola lampu bermetamorfosis menjadi sebuah ilustrasi. Kemudian aku menggantungnya di galeri dalam khayalku. Melihat sekilas gambar di dalamnya, dan kata-kata mulai berhamburan keluar."

Serpong Utara, 7 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun