Bayangkan tentang diriku. Jika ayahku Zeus, aku adalah Artemis.
Ayah yang telah memberi lebih banyak senjata tajam daripada boneka sepanjang hidupku.
Ayah yang menyombongkan diri kepada siapa pun yang mau mendengarkan bahwa aku adalah petarung cantik yang lebih tangguh daripada dia.
Jika dihadapkan dengan raksasa, aku akan meruntuhkannya tanpa berkeringat. Mungkin itu satu-satunya saat dia memanggilku cantik, karena dalam pikirannya, perbedaan apa yang akan dibuat oleh kecantikanku di dunia? Atau dengan kekuasaannya?
Tidak ada sama sekali, tentu saja. Dia lebih suka putri yang tangguh. Maka aku menjadi, yang membuatnya takjub dan gembira, anak gadis yang "menjadikan debu alas tidurnya", putri yang "tidak peduli pada dunia", anak perempuan yang "tak pernah menyerah".
Inilah yang aku bayangkan tentang diriku. Jika ayahku adalah Zeus, aku adalah Artemisnya. Disucikan oleh kebebasan alami: serigala yang menyeringai saat berpacu di sepanjang sisi jalan raya.
Bandung, 6 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H