Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Blues Kampung Halaman

19 Juni 2023   00:11 Diperbarui: 19 Juni 2023   01:14 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim 

melangkah gontai menyusuri jalan-jalan kumuh
kotor dengan sampah tertiup angin
gelandangan meringkuk dibungkus koran bekas
di halte bus
sisa terlupakan dari masa lalu yang lebih cerah dan menjanjikan

angkot merah belok menuju kolam eceng gondok
petugas pemadam kebakaran
mengisi tangki branwir warna merah
mosaik paving blok abu-abu
menuju pabrik minyak sawit
merusak lingkungan
meja rias menggantung di atas tangga rusak
lacinya bolong
cermin wajah mereka yang terlupakan
kemarin yang retak
berhati-hati untuk tidak memungut fragmen
jatuh dari hidup yang hancur
jangan sampai membawa lebih dari harta masa lalu

kantor pengacara
lampu jendela dirubung laron
menyaksikan gerombolan berenang di baskom
warung tua dengan lambang kereta menderu
gaya lama kampung melayu
kedai manisan dan pembuat roti keju
aroma panggang menguar
mendekati petak bedengku
razia kendaraan di tikungan simpang empat
dan bertanya-tanya
bagaimana rasanya hidup di awan?

Bandung, 19 Juni 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun