Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pergi

17 Juni 2023   22:46 Diperbarui: 17 Juni 2023   23:17 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku berkendara di jalan yang telah kulewati ribuan sebagai bocah laki-laki, mengamati rumah-rumah yang tampak tidak asing.

Segera aku mencapai rumah bata merah tempat kubesarkan. Pohon-pohon di halaman depan menjulang dan besar. Ketika ayahku menanamnya, masih merupakan anakan.

Parkir di jalan masuk, aku berjalan ke pintu depan dan mengetuk. Tapi tidak ada orang di rumah.

Aku melihat sekeliling. Corak dan warna rumput dan tanaman, lansekap, bahkan pintu depan semuanya berbeda.

Tiba-tiba, aku merasa tidak pada tempatnya, seperti tidak pantas berada di sana.

Aku pergi tak pernah kembali.

Bandung, 17 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun