Di bangku di sampingnya, koper merah tua dan di sebelahnya sepasang sepatu kets putih.
Dia menatap pantai, tidak mempedulikan orang-orang yang lewat. Aku berdiri di satu sisi memandangnya, dan dari cara dia berdiri, ekspresi wajahnya, bahwa dia menikmati saat-saat ini. Bergeser ke kursi di sampingnya tetap saja aku tak menembus kesendiriannya.
"Ayam tetangga pagi bengong sore mati."
"Oh, apa? Maaf."
"Semua baik-baik aja?"
"Cuma nonton ombak, itu aja."
"Kamu udah mikirin kata-kataku?"
"Ada, sih. Tapi kamu tahu-"
"Kamu akan bilang kapan kamu siap?"
"Ya, baik-"