Aku menyedot rokokku, menunggu reaksinya. Tapi itu tidak akan lebih dari yang bisa diharapkan dari seseorang yang tiba-tiba dihadapkan dengan nama yang sama sekali asing bagi mereka.
"Tidak," jawabnya. "Saya khawatir tidak."
Toto menatapku. "Dan Anda, Tuan?"
Aku menggelengkan kepala. "Tidak ada artinya bagiku. Apakah penting?
''Tidak jika Archer hanya kenalan biasa," katanya kepada kami. "Akan sangat membantu upaya kami untuk memeriksa latar belakang Archer jika Anda tahu namanya. Itu tertulis di buku harian yang kami temukan di tubuhnya. Rupanya dia punya janji dengan Mikael Saragih ini untuk hari ini, besok, dan lusa."
Nada suara Bripka Toto menajam. "Nona Ranya. Saya ingin Anda memberi tahu saya sekali lagi berapa kali Anda bertemu Archer di Shanghai."
"Yang benar saja!" jawab Ranya putus asa. "Saya sudah memberitahu Anda, satu-satunya kesempatan adalah ketika kami bersama Tuan Handaka di Chinese Dragon."
Bripda Toto menyentuh pinggir topinya dengan ujung jari. "Apakah Anda ingin memikirkannya kembali, Nona Ranya, dan menjawab pertanyaan itu lagi?"
Ranya membalas dengan agak dramatis, "Apakah Anda menuduh saya berbohong, Detektif?"
Toto mengangkat bahu sedikit, lalu setelah beberapa berkata dengan tenang, "Kami memiliki bukti pasti bahwa Anda pernah bertemu dengannya pada kesempatan lain, Nona Ranya."
Aku ikut tegang saat dia bertanya dengan nada yang goyah, "Bukti apa, Detektif?"