Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: Terdampar (Part 37)

12 April 2023   12:29 Diperbarui: 12 April 2023   12:32 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiwi meletakkan tangannya di dada mencoba menenangkan detak jantung yang berdebar kencang. "Apa pun mungkin. Kalau itu monyet, aku nggak akan stres begini."

Kicauan burung semakin ramai, mengalahkan deburan ombak yang berirama di pantai. Tiwi menganggap itu sebagai pertanda baik. Dia tahu satwa liar biasanya bungkam ketika pemangsa mendekat. Burung-burung hanyalah bukti bahwa semuanya baik-baik saja.

Tiwi mencolek bahu Miko. "Aku tidak percaya kamu di sini mengejar binatang liar. Kabelmu ada yang korslet, ya? "

Dia tersenyum, menggelengkan kepalanya. "Lu bikin gue kedengaran kayak orang gila."

"Emang kamu waras?" Tiwi bertanya sambil meninju bahu Miko.

"Seperti kata salah satu mantan gue ..." Miko mengedipkan sebelah mata. "Gue cacat mental berat."

Tiwi tertawa.  Besba biasa mengatakan itu tentang Miko. Setiap cowok di sekolah mereka bermimpi berkencan dengan Besba yang cantik. Lucu juga Miko menyebutnya sebagai 'pacar' setelah Miko mencampakkannya setelah berkencan hanya dua bulan. Tapi itu rekor bagi Miko.

Kalau cewek secantik Besba tidak bisa mempertahankan Miko, pikir Tiwi, bagaimana mungkin dia bisa menjinakkannya?

Besba benar tentang Miko sebagai "cacat yang keren," karena kekurangannya membuat Miko menjadi cowok unik dan satu-satunya. "Bagaimana kamu tetap begitu tenang, sih?"

"Gue mikrin yang lucu-lucu, kayak model rambut Zak," bisik Miko di telinganya.

Tiwi tersenyum sambil menatap Zaki. Cewek mana yang tidak ingin mengacak-acak rambut hitam jagoan basket yang kusut masai itu? Rambut itu, mata biru itu, dan tubuh yang atletis itu, Zaki benar-benar menarik. Tapi begitu juga Miko, lengkap dengan model rambut peselancar yang sangat disukai para gadis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun