Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Para Ksatria Mawar - (13) Sumidera

31 Maret 2023   21:22 Diperbarui: 31 Maret 2023   21:30 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Ksatria Mawar Sumidera tiba di tempat terjauh dari tanah pesona Gelegata Hulu, dirinya sudah sedemikian pucat membayang sehingga dia segera dikenal sebagai Ksatria Bening. Dia tidak memberi tahu siapa pun dari mana dia berasal atau mengapa dia mencari tanah Gelegata Hulu, tetapi banyak desas-desus: bahwa dia telah membunuh penguasa Laut Dalam, bahwa dia telah meracuni Pangeran di Titik Lelap, bahwa dia telah mengkhianati sesama ksatria di Similikiti yang jauh. Beberapa mengira mereka mendengar irama dialek Rimbabulan dalam suaranya, yang lain mengira alunan logat eksotis dari Tegalan Barat.

Satu hal yang disetujui semua cerita---dia telah diasingkan. Dia sedang berduka. Dan setiap hari, dia semakin menghilang.

Tetua Purba mengetahui kisahnya, tetapi mereka tidak menceritakannya.

Meskipun menghilang sedikit demi sedikit dapat dilihat sebagai kesialan, hal itu juga dapat memberikan keuntungan, terutama bagi seorang Ksatria Mawar. Semakin dia tak kasat mata, lawannya semakin dirugikan, baik itu dalam pertempuran atau pertandingan, karena mereka tidak bisa melihat dia. Semua mengarahkan senjata mereka pada baju besinya dan cara dia memegang pedang dan perisainya. Tetapi ketika fisiknya menjadi lebih redup, aroma mawarnya tidak, dan para ksatria yang memiliki peluang terbaik untuk melawannya adalah mereka yang memiliki indera penciuman terbaik.

Namun, ada orang lain yang bersikeras bahwa Sumidera yang semakin tidak terlihat memberinya keuntungan yang tidak adil dan meminta majelis Ksatria Mawar untuk melakukan sesuatu. Di sana diputuskan bahwa tidak ada ksatria yang dapat berpartisipasi dalam turnamen yang tidak menunjukkan bayangan saat telanjang.

Ksatria Mawar dari Gelegata Hulu berkumpul di alun-alun kota keesokan harinya, hanya mengenakan legging ketat dan penutup dada, sementara Tetua Purba berteduh dalam bayang-bayang bersenda gurau terkekeh.

Satu per satu, para ksatria melangkah ke depan walikota dan menelanjangi diri, dan masing-masing dari mereka mempunyai bayangan. Akhirnya tiba waktunya untuk giliran Ksatria Bening.

Sebuah pelindung dada kosong berwarna merah muda anyelir melangkah maju dan membungkuk di depan walikota. Kemudian pelindung dada ditarik ke atas kepala yang tidak terlihat dan dijatuhkan ke tanah, disusul oleh legging ketat berwarna sama.

Dan terbukti bahwa bayangan Sumidera sepanjang siang dan bahkan lebih panjang.

Walikota mengangguk. "Ksatria Bening, dengan ini Anda secara resmi diizinkan untuk mengambil bagian dalam semua turnamen di bawah wilayah hukum saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun