Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Badai Takdir (Sepuluh)

30 Maret 2023   12:38 Diperbarui: 30 Maret 2023   12:57 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Ya," jawab Ynne dari belakangnya.

"Sarritha Fis?" dia bertanya sambil menatap langsung ke Sarritha.

"Ya."

Ada kelegaan dari mata penjaga itu, "Tolong tanda tangani di sini," katanya sambil menyodorkan papan dengan secarik kertas. Kertas sangat terbatas dan hanya digunakan untuk hal-hal penting atau beberapa orang yang sangat kaya.

Sarritha menandatangani namanya. Penjaga itu menyerahkan sebuah amplop dan dia hendak menutup pintu.

"Tunggu sebentar."

Penjaga kembali ke kuda dan mengambil pedang beserta sarungnya, busur dan beberapa anak panah. Dia menyerahkan semuanya pada Sarritha.

"Ini sudah semua. Senang bertemu denganmu," katanya, lalu meninggalkan mereka.

Sarritha membawa semuanya ke dalam rumah dan meletakkannya di atas meja, saat Ynne bertanya dengan rasa ingin tahu. "Ada apa? Mengapa dia memberimu semua ini?"

Sarritha tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia membuka segel di amplop dan membacanya dengan Kailin dan Ynne di pundaknya.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun