Dua puluh satu tahun dari sekarang, di hari yang cerah dalam kamar temaram, suamimu akan mengucapkan kata-kata terakhirnya. Dia akan memberi tahu kamu bahwa dia menyesal atas waktu yang dia sia-siakan untuk mengejar teori yang sia-sia, waktu yang sekarang menjadi berharga baginya dengan kemampuan melihat masa lalu. "Kamu adalah penemuan terbesarku," dia akan berkata.
Kalian berdua akan menghabiskan sembilan tahun sebelum kematiannya sebagai hidup baru, terbebas dari malam panjangnya bermain-main di lab dan terobsesi dengan jurnal penelitian. Dia akan menjadi milikmu selama perjalanan panjang melalui bunga bermekaran di taman, hari-hari ceria tanpa mendung kecuali untuk saat-saat langka di mana dia tatapan matanya melamun, pikirannya yang tertutup dan cemerlang sejuta parsec jauhnya saat mencoba menemukan di mana sainsnya gagal.
Satu dasawarsa dari sekarang kamu akan mulai mempelajari jurnal yang membuatnya terobsesi. Saat dia berada di universitas dan simposium, memberikan kuliah tentang elektrodinamika kuantum dan energi titik nol, kamu akan membuat perubahan kecil, perubahan yang tidak terlihat pada persamaannya, urutannya, pekerjaan hidupnya.
Tujuh tahun dari sekarang dia akan mengamuk di labnya, melempar peralatannya, menghancurkan penemuan kesayangannya. Dia akan memberi tahu kamu itu adalah sampah, yang bukan karena kesalahannya sendiri, dan bahwa dia harus membangun kembali osilator harmonik ruang-waktu dari awal hingga ujung, yang tidak bisa dia lakukan.
Empat tahun dari sekarang, saat dia pergi untuk urusan pekerjaan, kamu akan memberitahunya bahwa kamu akan menginap di rumah kakak perempuanmu, padahal sebenarnya kamu akan tinggal di motel supaya kamu dapat kembali sehari kemudian untuk merampok rumahmu sendiri. Kamu akan mengambil pad digital yang berisi semua karyanya dan membakarnya. Untuk meyakinkan adanya  perampokan, untuk membuatnya percaya bahwa kalian kehilangan, kamu akan menggadaikan kalung berlian ibumuyang sudah meninggal.
Enam bulan dari sekarang, waktu yang cukup untuk dapat dipercaya, kamu akan menunjukkan minat yang kuat pada pekerjaannya. Matanya akan menari dan berbinar seperti bintang cemerlang saat dia berbicara tentang miliaran kemungkinan masa depan yang tak terhitung baginya, untukmu, untuk dilihat dunia. Kamu akan menghargai hasrat yang memenuhi dirinya, kalau bukan impiannya yang mustahil.
Satu menit dari sekarang suamimu akan menerobos masuk dan menemukan kamu membayar untuk rasa ingin tahumu. Tubuhnya akan menegang saat dia melihat matamu membelalak dan tubuhmu bergetar karena kekuatan arus perangkat yang mengalir melalui tubuh sebelum mesin meleleh dan tubuhmu mati suri koma selama tiga bulan.
Dalam tiga puluh detik kamu akan melewati masa lalu, jauh melampaui kekhawatiran yang datang dari masa depan yang tidak pasti. Kamu tidak hanya akan melihat masa depan, tetapi akan menjalaninya. Rasa sakit akan menguasai saat kematian jenis langka merenggutmu.
Dalam lima belas detik kenangan yang kamu miliki akan menyatu dengan kenangan yang belum kamu buat. Kamu akan menyadari dalam beberapa detik itu bahwa hidupmu telah berakhir, bahwa kesemuanya akan hidup hanya dalam ingatan. Ilusi pilihan akan hilang saat kamu mengingat waktu kamu akan merampok rumahmu sendiri sama jelasnya seperti kamu mengingat kawin lari untuk menemukan kebahagiaan dan kedamaian dengan ilmuwan brilian yang suka bersenang-senang dengan keinginan gila. Tidak ada memori yang akan berubah karena tidak ada yang bisa.
Dalam sepuluh detik hidungmu akan berdarah.
Dalam lima detik semburan bintang yang telah bergabung di udara hampa di depanmu akan meningkat crescendo sebelum pintu perangkat terbuka. Kamu akan mengingat momen ini dengan bahagia karena ini akan menjadi saat terakhir kamu mengingat punya rasa takut dan ragu, getar menghadapi risiko, kegembiraan menanti keajaiban.
Ini adalah perasaan yang indah, terkadang menakutkan, selalu mendebarkan. Perasaan adalah korban pertama dari masa depan yang diketahui dan abadi.
Sebentar lagi kamu akan dipilih untuk melindungi persepsi kami tentang masa depan yang dapat kami ubah. Apa yang bisa menjadi obat untuk penyakit apa ada, dari apa yang kita perjuangkan dalam kenyataan saat ini.
Sekarang saatnya.
Bandung, 29 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H