Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Komputer dalam Mimpiku

23 Maret 2023   18:18 Diperbarui: 23 Maret 2023   18:26 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tentu saja, tapi itu tidak memengaruhi pandanganku. Aku masih seorang ateis."

"Kotak B?"

"Aku telah merenungkan banyak hal, termasuk tentang Tuhan. Aku memiliki keinginan kuat untuk percaya pada sesuatu. Aku bertanya. Aku mencari... Aku mempertanyakannya lagi. Terkadang aku ingin pergi ke gereja dan bertobat. Terkadang aku ingin melepaskan diri dari keinginan untuk mencapai kedamaian. Tetapi keinginan untuk mengakhiri keinginan juga adalah keinginan." Dia tertawa. "Kurasa aku tidak terlalu Zen. Kristus berbicara begitu banyak hal yang benar. Begitu pula Sang Buddha. Islam juga. Begitu pula umat Hindu... Aku ingin mencapai pencerahan. Aku ingin tahu mengapa aku di sini. Maaf... aku punya lebih banyak pertanyaan daripada jawaban."

Aku terkesan dan terharu, setengah jatuh cinta.

Seorang pria masuk ke kamar.

"Yang mana komputernya?"

"Mungkin aku seharusnya menanyakan beberapa perhitungan tapi ... Kotak B adalah manusia. Hancurkan Kotak A."

Aku berdiri.

Kotak A dibuka dan keluarlah seorang wanita cantik berpakaian oranye dan biru navy. Sikapnya penuh percaya diri.

Pria itu membuka Kotak B dan mengeluarkan sebuah komputer, lalu meiletakkannya di atas meja.

"Tapi..." aku bingung. "Wanita ini mencuri ciuman pertamanya dari film dan tidak tertarik pada tempatnya di alam semesta."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun