Maka Ksatria Pink diajak, dimohon oleh kedua belah pihak untuk ikut terjun ke dalam perang atas nama mereka.
Tanpa mau tunduk bersumpah setia pada apa dan siapa juga, dia masuk ke medan perang, turun tanpa baju besi atau tombak, menghunus pedang kayunya, dan berjalan di antara para pejuang, mencari sesuatu yang tidak ingin ia jelaskan. Mereka mundur, para pemuda dalam seragam mereka yang halus, melepas amarahnya saat mereka menjatuhkan senjata mereka. Akhirnya, hanya prajurit yang mengenakan warna yang sama dengan perona pipi yang tersisa di antara pasir padang pasir.
Kemudian dia berhenti dan menyeru nama seorang wanita, sampai suaranya serak dan para pemimpin lawan menangis dan mencatat daftar kematian anggota mereka sambil ikut mencari kekasihnya.
Berdiri di sana, dia menusuk hatinya sendiri dengan pedang kayunya.
Prolog
Kamu menduga akan ada awal yang megah mulia? Semua hal akan dimulai dari kecelakaan atau ketidaksengajaan, dengan tujuan yang berbeda. Bahkan Ksatria Pink dan perang-perangnya akan dimulai dari sesuatu yang dimaksudkan untuk menjadi baik, terlepas dari rasa sakit yang akan dilaluinya dalam perjalanannya.
Namun kita tidak akan mengetahui awalnya, karena kita hanya akan menatap ke mana kita akan pergi. Kita tidak akan pernah melihat di mana kita dulu berada. Itu hanyalah menjumput abu dari ingatan, akan ditulis abu-abu terhadap langit musim gugur saat kertas dan hati yang hancur terbakar di tempat sampah sejarah.
Inilah mengapa setiap perang pernah terjadi: karena seseorang percaya pada sesuatu yang lebih dari yang seharusnya. Dan inilah mengapa setiap perang pernah dimenangkan: karena seseorang percaya pada sesuatu yang lebih dari yang seharusnya.
Maka dia akan tersenyum, prajurit itu, ksatria itu, pada akhirnya dengan duri darahnya. Jadi kita akan tersenyum juga, mengetahui bahwa dengan keberuntungan, cinta, dan ketetapan dalam perjuangan, segala sesuatunya akan baik.
Moral cerita
Suatu hari nanti dia akan menemukannya, wanita yang namanya dia seru. Itu akan menjadi pertempuran terakhirnya.