Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nggak Gampang "Hidup" sebagai Zombie (Tujuh)

16 Maret 2023   16:16 Diperbarui: 16 Maret 2023   16:19 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Gogon Aruana datang tadi malam", Gilar memberi tahu Dadang, yang melirik ke arah Kei. Kei yang sudah selesai mengasah pisau cukur hanya mengangguk santai.

"Sudah lama, ya?" Dadangbertanya.

"Beberapa tahun", kata Kei, dan membungkam pelanggan dengan pisau cukur ke wajah. Kei benar-benar tidak ingin membicarakannya lebih jauh. Dia ingin melempangkan pikirannya terlebih dahulu. Terlalu banyak yang harus dipikirkan dan dia belum menyelesaikannya dengan baik pagi itu.

Dia terus berbasa-basi sebaik mungkin, meyakinkan teman-temannya bahwa Gogon baik-baik saja. Tidak ada yang salah, bahwa dia datang akan menemui mereka, bahwa Kei senang dengan kehadirannya, karena akan menemaninya yang tinggal sendirian. Topik segera beralih ke masalah lain, dan setelah Dadang pergi, beberapa pelanggan lain muncul.

Pagi berlalu tanpa terasa, dan Kei meninggalkan tempat pangkas saat makan siang. Saat itu dia sudah merencanakan rencana berbelanjanya: apotek dan toko barang bekas. Itu sudah cukup.

Dia berjalan perlahan dan mempertimbangkan pengeluarannya dengan hati-hati. Untungnya tidak habis banyak, kurang dari tiga ratus rupiah untuk mengisi lemari pakaian, tapi bukan baju mahal, serta make-up dan perban. Itu mengurangi jatah makan beberapa minggu , tapi dia pikir itu tidak dapat dihindari. Anak itu tidak punya orang lain selain dia, pamannya.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun