Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manusia Luar Biasa Berantakan

18 Februari 2023   21:21 Diperbarui: 18 Februari 2023   21:36 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hrdailyadvisor.blr.com

Menjadi manusia adalah petualangan yang membuat iri dunia lain. Begitu banyak ras yang ingin menjadi seperti mereka, mendekati keberanian mereka, tetapi kita semua telah gagal. Bahkan juga saya.

Saya yakin sekali bahwa saya sudah siap, tetapi saya salah.

Saya telah menghabiskan waktu bertahun-tahun ... bukan, puluhan tahun. Meneliti, menganalisis, mempelajari, berlatih. Dan masih saja ... tetap saja....

Saya menyadari kini bahwa saya tidak pernah bisa benar-benar menjadi salah satu dari mereka. Saya tidak memiliki apa yang diperlukan untuk bertahan hidup di dunia yang bergolak ini. Itu, mungkin, penyesalan saya yang paling dalam.

Tubuh saya mungkin memiliki apa yang diperlukan untuk terus hidup, tetapi bagian dalam saya yang lain berada di luar jangkauan. Dada saya sesak dengan isak tangis yang tak terkendali, ingus dan air mata membasahi wajah.

Saya menikmati sensasinya, beberapa momen manusia terakhir saya. Saya menatap keagungan yang mulia dari semuanya: gedung pencakar langit dan kebisingan yang tiada habisnya, lampu yang tidak pernah pudar, kabut lembut polusi, beton, cinta, sampah, semua kemanusiaan yang berantakan dan luar biasa itu.

Tubuh saya semakin lemah sedemikian rupa sehingga saya hampir berhenti. Tapi kemudian, saya perlahan menutup mata, menyadari bahwa saya tidak pernah benar-benar menjadi bagian darinya, dan saya melompat ke dalam gelap malam.

Perpisahan ini, kekasih, serupa mimpi misterius yang tak terjangkau logika.

Adios, amigos! 

Bandung, 18 Februari 2023 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun