Miko tersenyum. "Bukankah kita udah bahas ini?"
"Saatnya membahasnya lagi. Langkah kakimu menyala. Saksikan berikut ini."
"Wah! Pasti dari matahari yang menyinari kristal mika itu."
Tiwi menyipitkan mata dan meletakkan bebannya. "Ya, tapi bagaimana bisa mengeluarkan cahaya seperti itu?"
"Lu bener. Pasti ada sesuatu," kata Miko sambil menendang pasir dengan sepatunya.
Zaki muncul  dengan membawa balok kayu yang panjang dan berat. Tiwi melirik tubuhnya yang kuat dan bahunya yang lebar. Mendorong bahunya ke belakang, Zaki menyesuaikan bebannya. "Seperti yang gue bilang tadi, ini pasir tua polos yang dicampur dengan berton-ton mika."
"Mika tua yang bagus, ya?" Miko menabur segenggam benda putih berkilau itu.
"Hei!" Tiwi melindungi kepalanya saat pasir menghujaninya. Meskipun dia sangat Miko, cowok itu terkadang bisa sangat kekanak-kanakan. Kilatan berkilau di udara membutakan matanya. "Kalian lihat cahayanya yang menyilaukan?"
Miko mengguncang bahu Zaki. "Gila, ya?"
Zaki ragu-ragu. "Itu... Wah! Lagi-lagi."
Tiwi membersihkan pakaiannya. Dia mengambil dua kepal pasir dan melemparkannya ke laut.