22 Desember 2022
Ghea membuka buku hariannya. Kecuali itu bukan buku hariannya.
Tampak seperti miliknya: coklat, sampul kulit, 2022, halaman bertanggal harian. Tapi itu jelas bukan miliknya.
Mahiwal mengambil buku hariannya, tetapi, entah bagaimana bahkan sebelum dia membukanya, dia tahu itu bukan miliknya: coklat, bersampul kulit, 2022, halaman bertanggal harian. Perasaannya tak salah, diary itu bukan miliknya.
Ghea mengingat kehebohan pagi ini, di atas TransJakarta B11 , ketika pengemudi Mitsubishi Pajero plat dewa idiot tiba-tiba memotong jalur busway.
Mahiwal ingat bus direm mendadak, buku hariannya jatuh ke lantai.
Ghea ingat mencari buku hariannya yang jatuh, dia menemukannya di bawah kursi di sebelah kiri.
"Mentang-mentang orang kaya!" bisik penumpang, meniru supir bus yang marah.
Mereka mengerti apa yang telah terjadi. Buku harian yang identik. Tertukar.
Mahiwal memutuskan untuk tidak membacanya, tidak benar mengintip catatan pribadi orang lain.
Ghea berusaha untuk tidak melakukannya, tetapi dia tipe gadis yang kepo.
Mahiwal mencium bau halaman-halaman itu. Seperti menggenggam permen ungu yang biasa dia makan saat kecil, dan kemudian dia tidak bisa menahannya lagi.
Ghea membuka halaman acak dan langsung menangis saat membaca kematian dan pemakaman kakek Mahiwal yang menyedihkan.
Mahiwal memulai dari awal, hatinya hancur karena Ghea memulai Tahun Baru dengan perasaan sendirian dan kesepian,bersembunyi di kamar tidurnya untuk menghindari kata-kata caci dengki yang dilontarkan orangtuanya satu sama lain.
Ghea berpikir bahwa Mahiwal seharusnya melupakan semua hasratnya pada Vanya Lancaster yang berambut api. Gadis itu jelas tidak pantas mendapatkan cintanya.
Mahiwal merasa marah karena Ferry Sambawan, di tahun sebelumnya, telah mencoba memaksa Ghea ke dalam hubungan fisik yang tidak diinginkannya.
Ghea menertawakan sidang tilang Mahiwal karena salah parkir di rambu S coret.
Mahiwal menahan napas ketika membaca bahwa Ibu Ghea menghilang.
Ghea bertanya-tanya seperti apa tampang Mahiwal. Dia tidak bisa mengingat satu wajah pun dari bus.
Mahiwal memiliki perasaan hangat di dalam dada dan melupakan Vanya Lancaster.
Ghea berharap semua cowok bisa seperti Mahiwal.
Mahiwal sangat ingin bertemu Ghea.
Ghea naik TransJakarta B11 keesokan paginya, dengan buku harian di tangannya.
Begitu pula Mahiwal.
Ghea Prawirotomo melambai padanya.
Mahiwal Chaniago dengan malu-malu tersenyum.
Ghea menghela napas dan bergeser ke samping untuk memberi ruang di sisinya.
Kupu-kupu Mahiwal terbang tinggi.
Bandung, 5 Februari 2023 #236
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H