Dia duduk mengangguk secara berkala pada percakapan yang tak berkesudahan. Dia mendengar tapi tak mengerti, dan hanya bisa menebak dengan menangkap kata yang asing.
Ketika makanan datang, itu adalah kesabarannya berakhir.
"Tampilan yang sangat bagus," nyonya rumah menyembur.
Sepertinya ada anak yang telah mengambil porsi anak kecil dan membuat gambar wajah dengan makanan.
"Permisi," tanyanya pada pelayan, "Apakah ini camilan?"
"Tidak tuan, ini hidangan utama."
"Bisa tolong bungkuskan nasi rames daging rendang di Warung Nasi Kapau sebelah? Sekalian dengan tambahan nasi."
Saat itulah sol sandal dari kayu di kaki istrinya menghantam lututnya yang encok.
Bandung, 29 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H