Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lupus

26 Januari 2023   22:11 Diperbarui: 26 Januari 2023   22:16 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu adalah orang pertama yang membuat jantungku yang berdebar kencang, darah tertqahan meronakan merah ke pipi. Cowok paling lucu dan keren di sekolah. Saat itu kami berjalan dengan kaki satu sentimeter dari tanah tetapi kamu terbang lebih tinggi dari siapa pun. 

Mata cokelatmu yang entah bagaimana seperti melihat kemungkinan jauh di luar pandangan kami, senyuman yang memeluk dunia meskipun tidak diragukan lagi semua orang diam-diam yakin seperti aku bahwa itu ditujukan hanya untuknya. Di hari-hari tanpa beban itu, kamu menjalani hidup lebih ringan dari siapa pun.

Ingat sulap itu? Permen karet biasa dari tangan ke mulut. Kamu tidak pernah ketinggalan mungkin karena kamu tidak pernah peduli apakah kamu melakukannya atau tidak.

Bermain menjadi pekerjaan. Kami berputar menjauh satu sama lain dan tahun-tahun berubah menjadi dekade. Tapi bayanganmu itu tetap ada di benakku, tidak berubah, menghibur. Lalu hari ini di sanalah kamu , secara tak terduga, sekilas terlihat di jalan, kembali dari kemungkinan tak terbatas yang membawamu.

Dan aku melihat bahwa kehidupan dan waktu telah meninggalkan tanda padamu.

Garis di sekitar mata yang telah kehilangan tatapan tanpa batas itu. Alis yang berkerut menggantikan senyum itu. Kakimu kokoh menancap di tanah. Mencerminkan tahun-tahun yang telah berlalu.

Dan aku ingin memberimu permen karet dan memohon agar kamu menunjukkan kepadaku bahwa kamu masih bisa melakukan sulap bodoh itu.

Bandung, 26 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun