Tidak. Tidak mungkin.
Aku mundur dan mencari-cari seseorang untuk memberi tahuku, "Bukan. Jangan konyol. Itu Cuma batu kerikil. Ya, warnanya merah jambu yang lucu, bukan?"
Atau, "Bukan, ini daun pohon dedalu. Lucu, kamu salah mengira itu jari manusia!" Tapi tidak ada orang di sana.
Hanya sepotong jari.
Kemudian, tanah terbelah. Seluruh tangan terulur mencengkeram kakiku. Mengunci erat tulang keringku dan menarik dengan kekuatan yang hanya ada di pusat bumi.
Aku terperosok ke dalam bumi. Mulutku penuh dengan tanah, kelopak mataku terjepit dengan kuat. Anggota tubuhku terpelintir seperti akar pohon, dadaku terhimpit padat.
Yang tersisa di permukaan hanyalah ujung jariku. Pasti hanya terlihat sedikit seperti kelopak atau kerikil, tetapi agak terlalu merah muda, atau kurang merah muda.
Bandung, 26 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H