Tanganku gemetar saat aku membuka pintu depan rumah mereka. Apakah suaraku ikut bergetar saat aku berteriak, 'Halo, aku di sini!'?
Dia ada di dalam rumah. Rasanya hampir tidak bisa dipercaya. Akhirnya aku bisa bertemu dengannya.
Saat aku masuk, Khalil menyambutku dan menyodorkan secangkir teh hangat yang masih mengepulkan uap. "Sebaiknya minum teh dulu. Pasti capek setelah delapan setengah jam di jalan."
Dengan penuh syukur, aku menggenggam cangkir, menyesapnya, dan melihat sekeliling. "Di mana dia?"
Khalil tersenyum. "Di atas. Ayolah."
Aku mengikutinya ke kamar tidur dan menatap buaian saat Khalil tersenyum padaku. "Itu dia, Bu. Puti Dinda Khalila, cucu pertama Ibu."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI