Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembunuhan

23 Januari 2023   21:49 Diperbarui: 23 Januari 2023   22:01 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.ytimg.com/vi/7aWL2iEb6y4/maxresdefault.jpg

Burung gagak mengamati.

Teana duduk di dekat pemandian burung yang terletak di ujung taman besar berbentuk tapal kuda milik orangtuanya. Dia menggunakan pemandian burung sebagai tempat memberi makan burung, pengumpan burung gagak tepat, dan Teana adalah jenis anak delapan tahun yang yang suka ketepatan.

Dia mengintip ke dalam mangkuk. Tiga hadiah hari ini.

Selama beberapa tahun dia telah memberi makan burung gagak, dan burung gagak sebagai balasan, membawakan hadiah  untuknya.

Awalnya dia tidak sengaja memberi mereka makan. Terjadinya begitu saja.

Sebagai balita yang kikuk, dia selalu menjatuhkan makanan, dan burung gagak yang selalu waspada akan meluncur turun dan menyambarnya sebelum Teana mecil bisa mengambil makanan yang kotor ke mulutnya.

Dia tidak takut dengan burung-burung itu. Mereka akan melompat-lompat, berceloteh, dan dia terkikik dan menunjuk dan orang tuanya akan tertawa. "Kriminal tukang buang makanan," katanya ayahnya.

Dan sekarang dia memberi makan burung gagak karena dia menyukai mereka, dan sebagai gantinya mereka memberinya hadiah karena dia menduga mereka menyukainya.

Dia meraih ke dalam mangkuk dan mengeluarkan hadiah pertama, sebuah baut berkarat yang lebih besar dari tangannya.

Dia menggulungnya bolak-balik benda itu di telapak tangannya untuk menaksir beratnya. Dia tahu itu baut karena baru kemarin ayahnya menjelaskan perbedaan antara baut dan sekrup saat memperbaiki kursi rodanya. Ayahnya selalu menjelaskan banyak hal padanya. Ayah terbaik di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun