Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tik, Tok

21 Januari 2023   18:59 Diperbarui: 21 Januari 2023   19:06 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.istockphoto.com/id/foto/wanita-muda-cantik-di-gaun-malam-di-balkon-mansion-copyspace-gm108273014-10559627

Gaes, seharusnya aku menamatkan sekolah menengah atas.

Mengapa aku menjadi anak yang malas? Membaca semua buku kuno itu membuatku gila! Jadi ada cewek kawin sama lelaki tua bangka karena orang tuanya ambil pinjaman dengan bunga tinggi atau apalah. Siapa yang peduli?

Dan aku alergi berat dengan yang namanya penjumlahan dan pengurangan sampai aku bolos pelajaran matematika pada waktu itu. Bagus untuk kulitku yang cenderung ruam, tidak begitu bagus untuk dompet kecil yang mengilap yang mengumpulkan debu di Prada KW punyaku.

Aku berpikir bahwa sekolah hanya membuang-buang waktu. Ditambah dengan ini dengan kerja di balik meja kasir Omegamart yang aku bersumpah akan menjadi pekerjaanku seumur hidup (ternyata tidak), ibuku  pecundang yang tidak terlalu peduli dengan pendidikan anaknya, dan seorang ayah pecundang yang tidak terlalu peduli dengan keberadaan anaknya. Resep sempurna untuk putus sekolah

Sial, apakah aku memang berasal dari bibit, bebet, bobot, babat, dan bubut yang baik atau apa?

Drop out sekolah sangat menyenangkan,  tapi sekarang aku berdiri di istana megah ini, rasanya begitu kecil.

Yang bisa kupikirkan hanyalah....

Gaes, seharusnya aku menamatkan sekolah menengah atas.

Aku seharusnya tidak ikut ujian untuk mendapatkan ijazahku di istana!

Istana seperti ini tidak dibuat untuk menghitung angka dan belajar tentang dua juta tulang di tubuhku yang terlalu tua untuk ini. Istana dibuat untuk gala party yang mewah!

Aku ada di pusat perhatian, berjalan di karpet merah, berdiri di atas panggung, selalu harus hadir, menerima penghargaan untuk beberapa hal bodoh yang kulakukan. Aku termasuk yang duduk di salah satu sofa megah di ruang teater rahasia yang orang-orang sepertiku seharusnya tidak tahu, menenggak sampanye tua yang langka dan merayakan penghargaan yang kudapat dengan orang-orang yang tidak meninggalkan kelas biologi untuk mengejar gerombolan anak laki-laki yang main skateboard di taman skate kota.

Singkat cerita, aku masuk di mana saja di istana ini, kecuali lorong sempit menuju ruang ujian di lantai dua tempat aku harus berada empat menit lagi.

Tik. Tok. Tik. Tok.

Bahkan suara arlojiku sekeras beduk buka puasa.

Gaes, seharusnya aku menamatkan sekolah menengah atas.

Bandung, 21 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun