Radar biologisku meramalkan badai yang akan datang dengan bunyi yang menyertainya. Apakah hanya sekilas nada, atau kresendo saksofon, telingaku siap mendengarkan.
Perwujudan angin diam-diam berpusar di ruangan yang penuh sesak sebelum menyentuh pusat kesadaran. Aku akan merasakannya sebagai angin sepoi-sepoi.
Tekanan meningkat menuntut pembebasan segera ... lepas akhirnya!
Siapa yang mengacaukan aliran udara? Aku memasang wajah tak berdosa sementara lubang hidung yang lain bergetar.
Wajah-wajah  terselubung mencari pelakunya. Si kucing bernasib nahas menjauh dari tatapan menuduh dan menyelinap pergi.
Aku memang seorang peramal cuaca, tapi tetap saja aku tidak bisa mengeluarkan peringatan untuk angin berupa gas yang keluar dari perutku!
Bandung, 17 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H