Nyanyian bulan memikat jiwa sang dewi keadilan yang tak bertepi. Rasa nyeri di matanya yang buta menyembunyikan sebuah cerita yang menyentuh sekaligus tragis, sebuah pesona yang dia hubungkan dengan kedalaman jiwa dan rasa empati.
Penampilannya yang mewakili suasana hati yang hancur. Sinar rembulan membelai wajahnya seperti yang selalu mersedih, membuatnya bersenandung. Suaranya oenuh kelembutan sekaligus kekuatan yang mencengangkan: perahu yang kesepian berlayar di danau yang damai berkilau, membelah tasik tenang di bawah sinar bulan.
Sang dewi tiba-tiba tertutup oleh awan yang mengamuk membawa kegelisahan melintasi langit, berteriak marah saat perahu itu menghilang ke dalam kehampaan abadi, sambil menyusun ceritanya sendiri.
Bandung, 17 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H