Jam sialan itu terus berdetak. Tik, tok, tik , tok. Mengiris hidupku detik per setik. Terus saja berputar seperti itu, setiap putaran menit lagi dalam hidupku.
Aku telah mengamatinya selama satu jam, menontonnya mencuri waktuku yang sangat berharga.
Dia yang merupakan separuh jiwaku, yang berbagi hidup denganku, berkata, "Mengapa kamu duduk diam tidak menikmati apa-apa?"
"Aku sedang melihat jam."
"Kamu mengharapkan sesuatu?"
Mungkin. Setiap saat dalam kehidupan terjadi sesuatu.
Andai saja ada lebih banyak. Amdai lebih banyak waktu untuk melakukan semua yang kumau, tetapi jam terkutuk itu terus mengambil semuanya. Kalau saja jam itu berhenti berdetak, hanya untuk satu hari saja....
Hanya satu hari yang kupinta supaya jam berhenti, sehingga aku dapat memiliki lebih banyak waktu.
Aku pikir aku telah tertipu.
Aku berhenti menua. Sesederhana itu untuk sementara waktu.