Dataran sunyi sepi. Kota-kota yang dulunya hiruk pikuk telah runtuh berganti taman-taman yang ditumbuhi flora dan pinggiran kota yang terbengkalai. Tak lain hanyalah reruntuhan yang tak menarik. Puing-puing dari ribuan tahun.
Tumbuhan tumbuh subur di atas bangunan tua yang rusak dan tanah telah mengubur peradaban. Satu-satunya tanda keberadaan manusia yang tersisa di Bumi.
Akhirnya hewan bebas berkeliaran tidak terganggu oleh manusia yang kejam tidak adil. Mereka berkembang di Bumi dengan menjalankan hukum alam. Hal-hal yang seharusnya terjadi sebelum manusia mengambil alih.
Hutan tumbuh subur, dan tanaman telah mengambil alih. Terumbu karang hidup damai sekali lagi tanpa polusi yang disebabkan oleh manusia. Udara bersih. Pemanasan global adalah sesuatu dari masa lalu.
Namun di langit, kita melihat benda-benda besar berbentuk awan. Ketika setelah kita mengamati dengan saksama, kita menyadari bahwa itu adalah kota yang dibangun di langit. Kota itu mengapung di antara awan di langit. Kota metropolis tumbuh subur dengan wajah-wajah bahagia memenuhi setiap sudut.
Umat manusia berada pada puncak evolusinya. Beradaptasi dengan langit, manusia memiliki sistem pernapasan yang kuat. Vitamin D mudah didapat, membuat semua orang senang. Semuanya bertenaga surya termasuk kota-kota itu sendiri.
Orang-orang saling menyapa ketika mereka lewat. Mereka menjadi terbuka dan jujur dan tidak menunduk menatap kaki saat berjalan. Tetangga saling tersenyum dan melambai, tidak terbebani oleh pikiran tentang perang dan kejahatan. Anak-anak berlarian di jalanan tanpa mengkhawatirkan ditabrak mobil atau diculik penjahat.
Mobil tidak ada lagi. Hanya ada satu moda transportasi di metropolis langit ini, yaitu sapi terbang.
Bandung, 13 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H