Dia tampaknya terbiasa dengan kegelapan malam, fokus dengan dirinya sendiri. Menjalankan misi.
Dia benar-benar mencurahkan tenaganya demi standee itu. Aku bisa melihat napasnya mengepulkan uap besar. Aku bisa mendengar napasnya mengi, dan dengusan saat dia mengangkatnya, desahan saat dia meletakkannya.
Tubuhnya kurus, jaket kulit hitam, sepatu Doc Martens, celana jeans pensil.
Dia memakai kupluk rajut merah. Aku ingat berpikir itu aneh. Aku bertanya-tanya apakah kupluk itu sebenarnya topi Sinterklas? Mungkin dia mencuri topi itu. Mungkin dia memindahkan standee untuk menyelamatkannya dari kehancuran di tempat pembuangan. Mungkin dia mengambilnya untuk dilihat adik perempuannya penggemar musik pop, sekarat di kamar tidur di suatu tempat di bawah jembatan. Siapa tahu?
Mungkin dia sepertiku. Menjawab tantangan tanpa tujuan hanya untuk merasakan hidup.
Mungkin standee itu adalah satu-satunya temannya.
Bandung, 8 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H