Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asal-Usul Tanda 'Centang', 'Silang', dan 'Keriting'

2 Januari 2023   09:00 Diperbarui: 2 Januari 2023   08:59 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah nggak, kamu bertanya-tanya mengapa saat guru memeriksa lembar jawaban ujianmu, diberi tanda  'centang' atau 'keriting' untuk jawaban yang benar, dan tanda 'silang'  kalau jawabanmu salah?

Meski orang yang buta huruf sering memberi tanda tangan dengan tanda 'silang', asal usul tanda itu tidak ada hubungannya dengan buta huruf.

Pada dasarnya, tanda atau simbol 'centang', 'silang', dan 'keriting' adalah semacam singkatan.

Tanda 'Centang'

Tanda 'centang' digunakan secara internasional. Asal mulanya adalah V yang ditulis dengan cepat.

Menurut Profesor Sejarah Hugo de Schepper dari Radboud Universiteit Nijmegen, 'V' berasal dari kata Latin 'vidit', yang artinya 'telah dilihat'. Sejak tahun 1531, Charles V (1500-1558) dari Wangsa Habsburg yang menjadi penguasa Belanda pada usia muda menandatangani dokumen dengan 'V'. Cara ini diikuti oleh para penguasa. Dengan cara ini mereka bertanggung jawab atas dokumen yang mereka tanda tangani.

Tanda 'Silang'

Tanda silang (X) mungkin berasal dari abad ke-15 atau ke-16, digunakan sebagai tanda pengenal dalam dokumen. Pakar gudang senjata Guus van Breugel terkadang melihatnya di pinggiran arsip keluarga. "Silang menunjukkan bahwa bagian penting secara khusus untuk  membedakan dari yang lain, misalnya lingkaran yang dicatat oleh anggota keluarga lain dalam lembar administrasi yang sama."

Tanda 'Keriting'

Seperti pada gambar ilustrasi, tanda 'keriting ' sebagai persetujuan masih relatif baru. Tanda 'keriting' hanya digunakan di Belanda dan bekas negara-negara jajahannya, seperti Indonesia dan Suriname.

Paul Dijstelberge dari Universiteit van Amsterdam, seorang spesialis seni percetakan, yakin bahwa tanda itu itu tidak digunakan pada abad ke-16 dan ke-17. "Keriting mungkin baru muncul di abad ke-19, bersamaan dengan birokrasi."

Beberapa sejarawan dan ahli bahasa menganggap bahwa keriting itu mungkin huruf 'g' yang ditulis dengan cepat. Itu singkatan dari 'goed' (bagus) atau 'gezien' (dilihat).

Di luar Belanda dan bekas negara jajahannya, tanda 'keriting'sebagai persetujuan hampir tidak pernah terjadi. Bahkan orang Belgia di mana Bahasa Belanda merupakan lingua franca tidak tahu menahu tentang tanda tersebut. 

Mantan penerbit Rik Schutz dari Van Dale ketika ingin memasang gambar keriting besar di sampul depan panduan ejaan, setelah berkonsultasi dengan rekan-rekannya di Belgia, mengubah gambar tersebut menjadi tanda centang.

Bandung, 2 Januari 2023

Sumber pustaka

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun