Lima ratus tahun yang lalu, lima ratus tahun sebelum hari ini, seseorang berjalan di jalan ini.
Sama seperti yang aku lakukan sekarang.
Kakinya menendang tumpukan daun yang jatuh, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan saraf mereka. Mengatakan pada diri sendiri untuk jangan cemas. Bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bahwa semua akan baik-baik saja.
Dan siapa yang peduli apa yang dia lakukan? Baik atau buruk? Siapa yang ingat?
Tidak ada, tidak satu manusia pun yang ingin. Tidak ada sama sekali.
Dia mungkin sedang dalam perjalanan untuk melakukan perampokan, bahkan mungkin pembunuhan.
Dia mungkin sedang dalam perjalanan mengunjungi kerabat yang sakit, atau menjenguk tetangga yang sudah lanjut usia.
Dia mungkin menyelinap keluar dqari rumah untuk pertemuan terlarang dengan kekasih rahasia.
Mungkin dia hanya berjalan-jalan di awal malam musim hujan. Merenungkan masalahnya, mengantisipasi kemungkinan yang tak terhingga.
Apa bedanya buat dia? Sudah hilang ditelan waktu.
Dan apa bedanya dengan ke mana aku akan pergi? Apa yang aku rencanakan?
Lima ratus tahun dari sekarang, jika planet ini masih memiliki kehidupan, siapa yang tahu? Siapa yang akan menilai perbuatanku?
Tindakanku, baik atau buruk, juga akan hilang seiring waktu.
Bandung, 1 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H