Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biji Pala Utuh

28 Desember 2022   19:37 Diperbarui: 28 Desember 2022   23:18 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Carikan stoples pala utuh di rak atas," Nenek menyuruhku. Dia agak pendek.

Dia meraihnya dari tanganku dengan satu tangannya yang keriput. Tangan yang lain mencari di banyak sakunya sampai mendapatkan kembali kacamata bacanya.

Nenek menghabiskan beberapa menit berikutnya dengan tangan gemetar dan mengamati stoples, memindahkan kacamatanya ke ujung hidungnya, mendorongnya kembali ke atas dan akhirnya dikembalikan ke saku.

Berbelanja dengan Nenek tidak pernah bisa lekas. Aku sudah terbiasa dengan itu. Aku yang selalu mengangtarnya setiap hari Rabu agar Nenek bisa berbelanja untuk persediaan selama seminggu.

"Sepuluh," katanya. "Sepuluh pala utuh. Cuma itu yang saya butuhkan. Saya tidak perlu membeli pala lagi seumur hidup."

Aku benci saat dia berbicara seperti ini. "Nenek akan tetap kuat dalam dua puluh tahun lagi, Nek," aku meyakinkannya.

"Nak," katanya. Dia selalu memanggilku 'anak'. Aku tidak yakin apakah dia ingat namaku. "Kalau saya masih hidup sepuluh tahun lagi, kamu dapat izin untuk mengubur saya hidup-hidup."

"Nenek tidak akan bicara sepert itu sepuluh tahun lagi, percayalah padaku."

Nenek mendengus dan berkeliling untuk mencari sisa barang yang harus dibelinya.

Bandung, 28 Desember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun