Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng tentang Kalajengking Gurun

24 Desember 2022   10:00 Diperbarui: 24 Desember 2022   10:03 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pagi musim panas yang hangat dan kering, kalajengking berjalan dengan enam kakinya melintasi padang pasir, seakan dialah yang berkuasa di kerajaan yang terpanggang matahari. Mencengkeram dan melepaskan kedua cakar penjepitnya pada apa pun yang mungkin memperhatikannya, dia membiarkan ekor berduri beracunnya berayun bebas, hanya sebagai ancaman biasa jika ada yang perlu diingatkan tentang sengatannya yang mematikan.

Seekor kumbang melihatnya datang dan bergegas menyingkir, menemukan lubang yang aman di tanaman kaktus. Kalajengking terkekeh pada dirinya sendiri, berpikir dengan angkuh, oh ya, lebih baik kamu lari dan bersembunyi dari kematian.

Seekor ular derik di sebelah kiri memperhatikan kalajengking yang kurang ajar, tetapi tetap diam, berharap serangga itu akan bergerak tanpa membuat masalah.

Hewan-hewan lain, bahkan seekor anak anjing gurun, memberikan jarak yang lebar bagi pengganggu yang berbisa itu.

Dada kalajengking itu hampir meledak dengan kesombongan. Setiap hewan yang berjalan, merangkak, atau melompat takut padanya, bahkan juga manusia, makhluk bodoh yang berjalan tanpa alas kaki dengan celana pendek, seperti anak kecil yang dia ingat disengatnya beberapa minggu yang lalu. Peristiwa yang membuat dirinya menjadi percaya diri dan menciptakan perasaan memiliki kekuatan yang besar.

Kalajengking melihat manusia lain datang ke arahnya.

Ha! Dia juga akan menderita, mungkin mati karena sengatan beracunku. Tapi tunggu, manusia ini memakai sepatu bot bersol tebal, sepatu bot selutut, dan salah satunya telah terangkat dan turun dengan cepat dan---

Bintaro, 24 Desember 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun