Perjalanan kembali ke rumahnya dalam waktu singkat  memecahkan rekor karena kecepatannya jauh melebihi kekhawatirannya akan tilang pelanggaran. Selain itu, sebagian besar anggota kepolisian dedasng mabuk di pesta itu. Bahkan satu-satunya polisi yang telah membuatnya begitu banyak masalah sejak dia kembali ke Taluk Kuantan ada di sana, minum seperti yang lainnya. Bajingan itu bermuka dua, dan itulah satu-satunya hal yang membuat Gumarang lebih marah dari apa pun di dunia ini. Untuk berpikir bahwa dia telah dipaksa menepi untuk menerima surat tilang oleh seorang polisi yang berseragam, sekarang minum tuak seperti ikan di pesta besar.
Pintu depan terbuka dengan mudah seperti biasa, dan dia menggendong Juita masuk langsung ke kamar tidur. Sopan santun terlewatkan. Gumarang terlalu siap untuk ini, dan Juita terlalu mabuk untuk peduli.
Ketika dia menanggalkan pakaian gadis itu, dia bisa merasakan dirinya lebih membutuhkannya setiap detik. Dia mencoba untuk bergegas, tetapi hanya meraba-raba kancingnya, dan harus memperlambat untuk menyelesaikan pekerjaannya. Lagipula mereka punya waktu. Rumah itu miliknya, dan Tando tidak akan mengganggunya andaikan rumah itu bukan miliknya.
Selesai. Pakaiannya sendiri terlepas dengan mudah, dan dia menyelinap ke tempat tidur bersamanya, bersemangat melebihi apa pun yang pernah dia rasakan. Dia akan menikmati setiap bagiannya.
Mengambil kendali, Gumarang memulai rutinitas yang meskipun bewlum pernah dia praktikkan, tampaknya datang kepadanya secara alami seperti minum tuak. Hanya nafsu yang diperlukan untuk membangkitkan potensi dirinya yang mengakar dalam dan tidak digunakan sebelumnya.
Perlahan, Juita mencapai puncaknya yang pertama. Gumarang merasakan kegembiraan yang berhasil dirasakan sebagian besar dunia, kecuali untuk dirinya sendiri. Saat Juita menggeliat dan sesekali terengah-engah, kebutuhannya sendiri mulai terpenuhi. Dia harus masuk ke dalam dirinya.
Seperti biasa, Gumarang mencoba-coba. Namun kali ini, ketika dia perlahan mulai kehilangan kesabarannya dan keinginan untuk memasukinya memudar, Juita bertindak. Bahkan dalam keadaan mabuk, gadis itu mampu menarik keluar Gumarang. Seolah-olah dia tahu pria itu mengalami kesulitan..
Sungguh berpengalaman, mabuk atau tidak, membuat mereka terus maju. Tapi waktu dengan cepat datang dan pergi, dan mereka berdua segera tertidur. Gumarang tidak bisa menahan diri, dan Juita terlalu lelah untuk memikirkannya.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H