Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Angsa

12 Desember 2022   09:00 Diperbarui: 12 Desember 2022   13:05 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
besthuntingtimes.com

Pertama kali aku berubah menjadi angsa sepenuhnya karena kebetulan.

Usia pernikahan kami sudah seminggu. Aku berdiri di jendela yang terbuka dengan gaun tidurku, menatap ke seberang atap saat dengkuranmu memenuhi udara ruangan.

Aku hanya mencondongkan tubuh untuk mencium bau rerumputan dan tanah lembap, tetapi tiba-tiba aku terjatuh. Bukan---terbang....

Aku merentangkan tanganku, dan sayap seputih kapas terbentang dari sisi tubuhku. Kakiku rata seperti spatula, dan aku melihat ke bawah ke beranda melalui mata sebesar biji merica.

Malam pertama itu, terbangku belum jauh. Putaran cepat ke ujung jalan, menukik rendah di atas makanan yang dibawa pulang dan orang-orang yang tersesat yang terhuyung-huyung tersandung dari klab malam.

Aku menguji sayapku. Aku jatuh mengelundung tanpa ampun melalui jendela kamar tidur, meninggalkan bulu-bulu yang berantakan di permadani. Kamu mendengus dalam tidur dan menggumamkan nama perempuan lain.

Aku tahu.

Keesokan paginya, saat kamu bersenandung dan mengancingkan baju, kata-kata itu ada di sana, terbungkus di tenggorokanku seperti lagu. Tapi aku tidak pernah bisa mendengarkan, lagi pula, kamu tidak pernah bertanya. Aku membuatkanmu roti bakar abon ayam untuk makan siang. Aku selalu menyukai unggas---aku tidak mengerti mengapa hal itu harus berubah.

Bulan-bulan berlalu.

Aku membiarkan sayap-sayapku membawaku terbang melintasi kota, mengintip kehidupan orang lain. Aku menjadi pandai melihat detail: kerah tidak pada tempatnya, sehelai rambut panjang di bagian dalam singlet, nota restoran mahal,  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun