Hari-hari Kenang sudah berakhir.
Kabel telepon dicabutnya. Mereka tidak akan diganggu lagi malam ini.
***
Untuk beberapa alasan, Bagas takut bangun untuk mengantar koran hari itu. Tempat tidur terasa nyaman baginya, dan rute pengantaran menjadi sangat membosankan. Mungkin dia akan mengubah urutan pengiriman lagi hari ini. Dia sudah melakukannya tiga kali dalam dua minggu terakhir, dan itu tidak membantu. Dia akan melakukan apa saja untuk mengalahkan kebosanan.
Akhirnya Bagas merangkak keluar dari tempat tidur beberapa menit sebelum dia seharusnya sudah berada di kantor surat kabar. Bagas bergegas keluar pintu tanpa sepatah kata pun kepada ibunya. Dia mencapai usia di mana dia merasa tidak masalah jika ibunya tak mesti tahu di mana dia berada setiap menit. Bagas tahu ibunya mengkhawatirkannya, tapi tidak memberitahunya setiap hari membuatnya merasa mandiri.
Setengah jam kemudian, dia sampai di rumah pertama dalam perjalanannya. Suplemen yang dia bawa juga tidak terlalu penting bagi orang-orang, pikirnya, jadi dia akan mengambil membuang waktunya hari ini. Tidak ada yang akan tahu bedanya. Kebanyakan orang membuangnya atau meletakkannya sebagai alas kandang burung.
Memutuskan untuk zigzag menyusuri rute pengantarannya, berharap tidak melewatkan siapa pun, Bagas menuju ke rumah keluarga Darmawan. Mungkin Dr. Awang akan mengajaknya masuk seperti minggu lalu. Itulah satu-satunya kejadian baik belakangan ini, terutama sejak dia mendapatkan kembali topinya.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H